About Me

HENDRA "CyberKing"
Indonesia
Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat menyulut perselisihan. Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkahi
Lihat profil lengkapku

Senin, 25 April 2011

JUAL PULSA ELEKTRIK SEMUA OPERATOR KING CELL





-->> Cara Transaksi :
Kode Voucher.Nomor Hp.pin
S10.0813xxx.1234 kirim ke nomor server
-->> Cara Transaksi Nominal yang sama dalam satu hari :
SP10.0813xxx.1234 kirim ke nomor server
-->> Cara Cek Saldo :
SAL.pin
SAL.1234 kirim ke nomor server
-->> Multi Transaksi :
Kode Voucher.Nomor Hp,Kode Voucher.Nomor Hp.pin
S10.0813xxx,M10.0815xxx.1234 kirim ke nomor server
-->> Cara Pararel :
THP.Nomor hp baru.pin
THP.0813xxx.1234 kirim ke nomor server
-->> Cara Komplin :
INFO.pengisian pulsa simpati 10rb ke nomor 08127865633 pada tanggal 2 agustus 2010 jam 13:45 belum masuk dan saldo
berkurang.1234 kirim ke nomor server
-->> Cek Harga :
HARGA.Kode Voucher.pin
HARGA.S10.1234 kirim ke nomor server
-->> Ganti PIN : (diusahakan Ganti Pin yg mudah di ingat, karna susah proses bila Lupa PIN)
GHP.HPyangbaru.pin
GHP.081234567890.1234
-->> Untuk Cek Transaksi Terakhir :
CTRX.1234 kirim ke nomor server


Nomor server :
Operator Axis :
08973012555, 08972379222
Operator AS :
0852-68995500, 0852-68081717, 0852-73985555, 0852-68080555, 0852-67251122, 0852-68080808, 0852-67828888, 0852-68486660, 0852-67793333,
Operator Simpati :
0812-7158002, 0812-7158001,
Operator Im3 :
0856-69540000, 0856-64755555,
Operator XL :
0878-97668111, 0819-29403111, 0819-684344,
Operator Mentari :
0816-380223, 0816-388223.



Pengisian Saldo Setiap Hari…..!!!!!!!!

Marketing Contact Service : HENDRA (“0819-7880555” or “0857-58451111”)

BERMINAT...!!!!
CONTACT PERSON AJA YA,

CARA PENGISIAN SALDO BISA LANGSUNG DATANG KE KONTER,
BISA JUGA VIA TRANSFER BANK BCA (812-0193334 atas nama hendra).
apabila sdh tranfer...
ketik sms ke marketing dg format "transfer PT00457000 sebesar Rp.700.000 atas nama Budi tanggal 26 mei 2011 jam 13.00 sudah di transfer"


DIJAMIN LANCAR,

Minggu, 13 Maret 2011

Resep Pempek

Bahan Dasar

1. Daging ikan giling halus
Gunakan jenis ikan terbaik, yaitu ikan Gabus atau Tenggiri.
2. Tepung Kanji
Gunakan tepung tapioka terbaik, yaitu sagu Tani Bogor.
3. Air bersih.
4. Garam halus.
5. Penyedap rasa.

Tips:
perbandingan antara Ikan dan sagu bisa 1:1 atau 1:3/4 atau 1:1/2, semakin banyak ikan semakin enak, tapi maksimal ikan 1 kg tepung sagu 0,5 kg.

Membuat Adonan

1. 500 gram daging ikan tenggiri atau ikan gabus giling.
2. 10 sendok makan air es/dingin
3. 150 gram tepung sagu Tani Bogor
4. 2 sendok teh garam
5. 1/2 sendok teh penyedap rasa


Langkah langkah Pembuatan Adonan

1. Ambil ikan yg telah digiling halus lalu masukkan air es, vetsin, dan garam. Aduk sampai lengket.
2. Tambahkan tepung sagu/kanji sedikit demi sedikit sambil diuleni/diuli hingga tidak menempel ditangan.
3. Uleni adonan sampai rata.
4. Ambil sedikit adonan dasar dan dibentuk sesuai dengan jenis pempek.
5. Pempek siap dimasak.


Cara Memasak (Direbus)

1. Didihkan sepanci air dengan 2 sendok makan minyak goreng (untuk mencegah pempek lengket).
2. Masukkan adonan pempek yg sudah dibentuk.
3. Biarkan sampai mengapung, angkat dan tiriskan.
4. Setelah dingin, siap disajikan.

Sejarah PEMPEK atau Empek-empek

Menurut sejarahnya, pempek telah ada di Palembang sejak masuknya perantau Cina ke Palembang, yaitu di sekitar abad ke-16, saat Sultan Mahmud Badaruddin II berkuasa di kesultanan Palembang-Darussalam. Nama empek-empek atau pempek diyakini berasal dari sebutan "apek", yaitu sebutan untuk lelaki tua keturunan Cina.

Berdasarkan cerita rakyat, sekitar tahun 1617 seorang apek berusia 65 tahun yang tinggal di daerah Perakitan (tepian Sungai Musi) merasa prihatin menyaksikan tangkapan ikan yang berlimpah di Sungai Musi yang belum seluruhnya dimanfaatkan dengan baik, hanya sebatas digoreng dan dipindang. Ia kemudian mencoba alternatif pengolahan lain. Ia mencampur daging ikan giling dengan tepung tapioka, sehingga dihasilkan makanan baru. Makanan baru tersebut dijajakan oleh para apek dengan bersepeda keliling kota. Oleh karena penjualnya dipanggil dengan sebutan "pek … apek", maka makanan tersebut akhirnya dikenal sebagai empek-empek atau pempek.[1]

Namun cerita rakyat ini patut ditelaah lebih lanjut karena singkong baru diperkenalkan bangsa Portugis ke Indonesia pada abad 16. Selain itu velocipede (sepeda) baru dikenal di Perancis dan Jerman pada abad 18. Selain itu Sultan Mahmud Badaruddin baru lahir tahun 1767. Juga singkong sebagai bahan baku sagu baru dikenal pada jaman penjajahan Portugis dan baru dibudidayakan secara komersial tahun 1810. Walaupun begitu sangat mungkin pempek merupakan adaptasi dari makanan Cina seperti baso ikan, kekian ataupun ngohyang.

Pada awalnya pempek dibuat dari ikan belida. Namun, dengan semakin langka dan mahalnya harga ikan belida, ikan tersebut diganti dengan ikan gabus yang harganya lebih murah, tetapi dengan rasa yang tetap gurih.

Pada perkembangan selanjutnya, digunakan juga jenis ikan sungai lainnya, misalnya ikan putak, toman, dan bujuk. Dipakai juga jenis ikan laut seperti Tenggiri, Kakap Merah, parang-parang, ekor kuning, dan ikan sebelah. Juga sudah ada yang menggunakan ikan dencis.

Hina Tsunami Jepang, Koran Malaysia Dikecam




KUALA LUMPUR – Sebuah surat kabar Malaysia meminta maaf karena telah memuat karikatur tokoh superhero Jepang Ultraman yang mencoba menyelamatkan diri dari kejaran gelombang tsunami.

Warga Malaysia memberikan reaksi keras kepada surat kabar berbahasa melayu Berita Harian yang memuat karikatur tersebut. Kritik bermunculan melalui situs jejaring sosial seperti Twitter dan Facebook. Sementara itu, beberapa tokoh politik menyerukan untuk memboikot koran tersebut.

Pernyataan permintaan maaf tersebut dikeluarkan pada situs resmi Berita Harian dan pada situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter dikatakan, Berita Harian tidak berniat untuk mengolok-olok bencana gempa dan tsunami yang menghantam Jepang. Demikian dikutip dari Associated Press, Senin (14/3/2011).

Surat kabar tersebut mengungkapkan rasa simpatinya dan menyatakan ikut merasakan penderitaan rakyat Jepang.

Surat kabar Berita Harian memuat gambar karikatur dalam kolom editor yang menggambarkan tokoh superhero Jepang Ultraman mencoba menyelamatkan diri dari kejaran gelombang tsunami pada Minggu 13 Maret.

sumber : http://international.okezone.com/read/2011/03/14/411/434588/hina-tsunami-jepang-koran-malaysia-dikecam

Rabu, 09 Februari 2011

The Spirit of Sun Tzu

Lakukan apa yang kita cintai, dan cintailah apa yang kita lakukan. Dengan semangat itu, kita akan menjadi climbers sejati yang mampu menghadapi segala rintangan.


Ketika kita kecil, remaja, hingga, dewasa, barangkali ada sebagian di antara kita yang sudah merasa mendapatkan apa yang diinginkan. Tapi, ada juga kalanya, kita justru merasa belum mendapat apa yang diidam-idamkan. Tentu, apa pun yang telah kita dapat saat ini, harus tetap disyukuri. Sebab, dengan cara itulah, kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan, yakni kemenangan sejati.


Jika merasa belum menemukan hal apa yang sesuai dengan keinginan dalam diri, teruslah mencari. Tetapi, bila memang belum menemukan juga, cobalah berusaha untuk mencintai apa yang sudah dilakukan saat ini. Sebab, dengan rasa cinta itulah, kita akan mendapatkan banyak nikmat dalam apa yang kita kerjakan. Seperti apa yang sudah ditularkan dari semangat Sang Panglima Perang Sun Tzu yang menuliskan pemikirannya dalam 13 Kitab Strategi Perang Sun Tzu. Apa yang sudah diungkapnya lebih dari 2500 tahun silam itu bisa dikatakan merupakan buah kecintaannya pada bidang yang dikuasai.




Terlahir dari keluarga militer - di mana zaman itu memang didominasi oleh kekuatan militer - Sun Tzu dari kecil sudah memperdalam dunia militer. Dari sanalah, ia menjadi pribadi yang mencintai dunia militer. Namun, bukan berarti dia menyukai peperangan. Dalam kisahnya, Sun Tzu justru sebisa mungkin menghindari perang karena ia berprinsip bagaimana caranya sesedikit mungkin jatuh korban. Dari kecintaan dan sekaligus kepeduliannya itulah, ia berpikir dan sekaligus meretas karier di bidang militer hingga bertahun-tahun lamanya.




Dan, dengan pemikiran yang berbasis kecintaan dan pengalaman itulah, Sun Tzu berhasil membuat 13 Kitab Strategi Perang yang masih bertahan hingga kini. Itulah bukti nyata, bahwa apa yang dikerjakan dengan penuh cinta, akan menghasilkan karya luar biasa yang bahkan bertahan hingga melintasi batas zaman.


Begitu juga kita sebagai insan luar biasa. Barangkali, kita tumbuh dalam lingkungan yang berbeda-beda. Tapi, dengan semangat yang sama, yakni mencintai apa yang dilakukan, akan bisa menghasilkan kesuksesan yang luar biasa. Apalagi, jika berhasil memenuhi panggilan "lentera jiwa". Bisa dipastikan, apa pun yang dilakukan-tak peduli hasil akhirnya-pastilah memberi "kenikmatan" perjuangan mencapai apa yang didambakan.


Sudah banyak contoh pengusaha sukses dunia yang berangkat dari rasa cinta sehingga mampu mengubah dunia. Misalnya Bill Gates, yang dengan kecintaannya di dunia komputerisasi telah membuat Microsoft menjadi perusahaan piranti lunak paling sukses hingga kini.


Bukan hanya di dunia usaha. Bertahun-tahun silam, Columbus menemukan Benua Amerika karena ia memiliki tekad dan kecintaan yang mendalam pada dunia pelayaran. Ia berani menuntaskan "misi hidup"-nya demi menemukan benua Hindia, meski akhirnya justru "terdampar" di Benua Amerika. Begitu juga dengan tokoh dunia yang lain. Banyak orang yang demi kecintaan pada apa yang dilakukannya, telah menggoreskan tinta emas dan dikenang sebagai tokoh dunia.


Dengan kekuatan cinta inilah, kita sebenarnya bisa menjadi insan luar biasa yang mampu menggapai semua cita-cita. Yang perlu dilakukan adalah mengubah kecintaan itu sebagai dorongan untuk terus berupaya mencapai puncak, sebagai seorang the climbers sejati.


Untuk itu, kita harus mampu mengukur dan tahu persis, bidang apa yang benar-benar kita kuasai dan cintai. Bahkan, kalau perlu, teruslah mencari, apa yang paling pas di hati. Dari sana, kita bisa mengarahkan pada satu titik tujuan yang utama dan menggairahkan untuk dicapai.


Tentu, bukan sekadar cinta dan suka semata. Semua cita-cita yang didasarkan pada apa yang dicinta haruslah melalui tindakan nyata. Sebab, tanpa gerakan, tak kan ada hasil apa-apa. Tanpa tindakan, tak kan ada cita yang menjadi nyata. Seperti juga Sun Tzu yang ribuan tahun silam mengabdikan diri sepenuhnya pada dunia militer. Ia justru terus berupaya, agar dunia yang dicintainya, bisa meninggalkan "jejak karya" yang bukan sekadar catatan perang berdarah di sini sana. Tapi, ia merangkum strategi perang yang hingga kini mampu menjadi pedoman untuk berbagai kebijakan, bukan sekadar di dunia militer, namun justru lintas bidang yang multi manfaat.


Di sinilah letak kekuatan melakukan sesuatu yang dicintai, dan sekaligus mencintai apa yang dilakukan. Dengan kekuatan tersebut, seseorang bisa memelihara harapan dalam berbagai ujian dan tantangan yang menghadang. Semangat yang terus menyala, akan mengarahkan langkah kita menuju pada apa yang selalu kita nantikan. Gairah yang terus menggelora, akan menuntut kita mencapai apa yang didamba. Dan, seperti juga yang diungkap Sun Tzu dalam salah satu ajarannya, mengetahui kekuatan sendiri, berarti separuh kemenangan sudah di tangan. Maka, mencintai apa yang dilakukan dan mengetahui serta mengenali kekuatan sendiri, berarti telah mendekatkan pada separuh langkah menuju kemenangan.


Mari terus nyalakan "api cinta" pada apa yang kita kerjakan. Jangan menyerah untuk terus mencari dan menggali potensi dengan mengerahkan segenap kecintaan pada apa yang dilakukan. Sehingga, apa yang kita lakukan, akan mengantarkan diri mencapai puncak sukses yang luar biasa!!

Surga di Telapak Kaki Ibu

Alkisah, seorang pemuda sedang melamar pekerjaan di sebuah perusahaan besar. Dia sudah berhasil lolos di tes-tes pendahuluan. Dan kini tiba saatnya dia harus menghadap kepada pimpinan untuk wawancara akhir.


Setelah melihat hasil tes dan penampilan si pemuda, sang pemimpin bertanya, "Anak muda, apa cita-citamu?"


"Cita-cita saya, suatu hari nanti bisa duduk di bangku Bapak," jawab si pemuda.


"Kamu tentu tahu, untuk bisa duduk di bangku ini, tidak mudah. Perlu kerja keras dan waktu yang tidak sebentar. Betul kan?" Si pemuda menganggukkan kepala tanda setuju.


"Apa pekerjaan orangtuamu?" lanjutnya bertanya.


"Ayah saya telah meninggal saat saya masih kecil. Ibulah yang bekerja menghidupi kami dan menyekolahkan saya."


"Apakah kamu tahu tanggal lahir ibumu?" kembali sang pimpinan bertanya.


"Di keluarga kami tidak ada tradisi merayakan pesta ulang tahun sehingga saya juga tidak tahu kapan ibu saya berulang tahun."


"Baiklah anak muda, bapak belum memutuskan kamu diterima atau tidak bekerja di sini. Tetapi ada satu permintaan bapak! Saat di rumah nanti, lakukan sebuah pekerjaan kecil yaitu cucilah kaki ibumu dan besok datanglah kemari lagi."


Walaupun tidak mengerti maksud dan tujuan permintaan tersebut, demi permintaaan yang tidak biasa itu, dia ingin mencoba melakukannya.


Setelah senja tiba, si pemuda membimbing ibunya duduk dan berkata, "Ibu nampak lelah, duduklah Bu, saya akan cuci kaki ibu."


Sambil menatap takjub putranya, si ibu menganggukkan kepala. "Anakku, rupanya sekarang engkau telah dewasa dan mulai mengerti."


Si pemuda pun mengambil ember berisi air hangat, kemudian sepasang kaki ibunda yang tampak rapuh, berkeriput, dan terasa kasar di telapak tangannya itu mulai direndam sambil diusap-usap dan dipijat perlahan. Diam-diam airmatanya mengalir perlahan.


"Ibu, terima kasih. Berkat kaki inilah ananda bisa menjadi seperti hari ini."


Mereka pun saling berpelukan dengan penuh kasih dan kelegaan.


Dan keesokan harinya, sang pemimpin berkata, "Coba ceritakan, bagaimana perasaanmu saat kamu mencuci kaki ibumu."


"Saat mencuci kaki ibu saya, saya mengerti dan menyadari akan kasih ibu yang rela berkorban demi anaknya. Melalui kaki ibu saya, saya tahu, bahwa saya harus bekerja dengan sungguh-sungguh demi membaktikan diri kepada ibu saya."


Mendengar jawaban si pemuda, akhirnya sang pemimpin menerima dia bekerja di perusahaan itu. Karena sang pemimpin yakin, seseorang yang tahu bersyukur dan tahu membalas budi kebaikan orangtuanya, dia adalah orang yang mempunyai cinta kasih. Dan orang yang seperti itu pasti akan bekerja dengan serius dan sukses.


Netter yang Luar Biasa!


Pepatah "surga di telapak kaki ibu" sungguh mengandung makna yang sangat dalam. Memang kasih ibu tiada tara. Saya yakin! Jika kita mendapatkan restu, apa lagi didukung oleh doa ibunda, tentu semua itu merupakan dukungan yang mengandung kekuatan luar biasa, yang memungkinkan apapun yang kita lakukan akan mendatangkan hasil yang lebih baik.


Mari, selagi orangtua kita masih hidup: beri perhatian, layani mereka dan cintai mereka dengan setulus hati.

Embun dan Teratai

Dikisahkan, di sebuah kolam yang airnya berlumpur, tumbuh di sana pohon bunga teratai muda. Suatu hari, saat daun teratai membuka mata memulai sebuah hari, dia merasa takjub dengan alam sekitarnya. Dan tiba-tiba si daun teratai merasakan, di atas hijau daunnya ada setitik embun yang hinggap begitu lembut dan bening. Dengan ceria disapanya si embun, "Hai kamu, engkau siapa? Dari mana datangmu, kok tiba-tiba ada di atas punggungku?"


Si embun pun menjawab, "Aku biasa dinamakan embun. Saat menjelang pagi, di alam semesta ini mengandung uap air yang terbawa hembusan angin dan menciptakan titik air yang menjadikan seperti diriku sekarang ini."


"Wah, aku senang sekali bisa bertemu dan ditemani kamu," kata si daun teratai.


"Maaf, teman. Aku tidak bisa menemanimu berlama-lama. Karena bila sebentar lagi matahari mulai bersinar, aku pun harus segera pergi," jawab si embun.


"Kenapa mesti pergi? Tetaplah di sini, bersahabat denganku."


"Bukan aku tidak mau, tetapi begitulah sifat alam. Setiap embun di pagi hari sebentar kemudian segera menguap bila tertimpa sinar matahari."


Sesaat sang matahari mulai terik. Daun teratai pun memohon, "Tolong tetaplah di sini embun, jangan pergi."


Namun, secepat itu pula si embun harus berlalu.


Keesokan harinya, saat daun teratai memulai hari, dia begitu gembira melihat sahabatnya kembali berada di punggungnya. Dia pun menyapa riang, "Hai sobat, kita berjumpa lagi!"


Si embun balas berkata, "Hai juga! Maaf, kita belum saling kenal. Aku embun pagi."


"Lho, bukankah kamu embun yang kemarin?"


"Bukan! Aku embun hari ini. Aku tidak ada hubungannya dengan embun yang kemarin."


"Tapi engkau sama persis dengan embun kemarin. Tetes air yang lembut, bening, dan menyejukkan. Kenapa bisa berbeda?"


"Entahlah. Aku ada ya seperti inilah. Selalu baru dan segera pergi bersama dengan datangnya mentari pagi." Dan tidak lama kemudian, embun itu pun segera menguap tertimpa sinar matahari.


Peristiwa serupa pun terjadi dari ke hari dan setiap hari daun teratai tetap tidak mengerti, mengapa embun yang sama setiap hari selalu tidak mengakui dirinya sebagai embun yang kemarin. Saat hari-hari berlalu terus hingga berganti bulan, si daun teratai pun berumur semakin tua; mulai terkoyak, akhirnya menguning, dan kemudian siap digantikan oleh tunas daun teratai yang baru.




Netter yang Luar Biasa,


Sama seperti daun teratai dan tetes embun, setiap hari yang kita punyai seolah sama persis seperti hari-hari kemarin yang telah kita lalui. Sesungguhnya, setiap hari adalah hari yang baru; hari baru yang penuh dengan kesempatan baru.


Mari, kita nikmati setiap hari sebagai suatu harapan yang menggairahkan. Hari baru, yang patut kita syukuri sekaligus kita isi dengan bekerja keras, penuh gairah untuk mewujudkan setiap impian kita, sehingga memungkinkan kita menciptakan prestasi yang luar biasa, yang dapat kita kenang sebagai memori indah yang membanggakan.

Postingan Populer

Bagaimana menurut anda Web Site ini??

/div >

New Tutorial

Blinkie Text Generator at TextSpace.net
 

Radio

Copyright© 2011 Warnet Cyber King & King Cell | Template Blogger Designer by : hendra' |
Template Name | Uniqx Transparent : Version 1.0 | MyWeb